Selasa, 14 Desember 2010

Kamboja, Bisa Kurangi Rasa Sakit



itu dulu. sekarang ”nasib” kamboja telah berubah. Perhatikan saja, sekarang tanaman bertubuh tinggi ini mulai menghiasi halaman rumah di kota-kota besar. Orang pun tak ragu lagi menghiasi interior rumah dengan tanaman berbunga cantik ini.
Istimewanya lagi karena penampilannya yang cantik dan dekoratif, kini kembang kamboja memiliki peranan besar dalam seni merangkai bunga parsel.
Memang, kamboja telah berubah citra, dari penghias kuburan menjadi tanaman hias yang menawan. Ini bisa terjadi karena para praktisi ”perbungaan” tak henti-hentinya mengembangkan variasi bunga kamboja dengan mengawinsilangkannya. Dari situ, muncul berjenis-jenis kamboja dengan warna yang sangat variatif. Tak cuma putih dan merah muda, tapi juga kuning, merah maroon, oranye, dan sebagainya.
Kemudian, sesuai dengan warnanya, muncul pula nama dan julukan baru untuk tanaman ini, antara lain Putri Salju, Mutiara, Merah Kecap, Putri Bal, Pecah Seribu, Putri Gunung, dan lain-lain.
Seiring dengan bertambahnya peminat, harganya pun kian melesat. Oleh karena itu, tak perlu heran bila ada kamboja dengan tinggi 2-3 meter (siap tanam) berharga Rp 1-1,5 juta, sementara yang tingginya baru 1-2 meter bernilai Rp 200-300 ribu. Dan, boleh percaya atau tidak, cukup banyak kolektor asal Pulau Jawa yang ”nekat” mendatangkan pohon-pohon kamboja berusia ratusan tahun dari Bali.
Tahan banting
Kamboja atau Plumeria Sp. tergolong tanaman yang dapat mencapai usia ratusan tahun seperti halnya kaktus raksasa. Tanaman ini merupakan jenis suculent, yakni tumbuhan yang dapat menyimpan air pada seluruh bagian tubuhnya, dari akar, batang, daun, bunga, sampai buah.
Kamboja memiliki beberapa keluarga dekat, yakni Pachypodium, Adenium (Kamboja Jepang), dan Mandevila, tapi meski satu keluarga, bentuk dan warna bunganya berbeda. Keunggulan dari tanaman tropis yang satu ini adalah berbunga sepanjang tahun, ”tahan banting”, dan mudah beradaptasi dengan berbagai iklim. Ia berasal dari kawasan Meksiko Kolombia, Ekuador, Venezuela, dan menyebar ke Asia, hingga ke Indonesia.
Di tanah air, kamboja tumbuh di dataran-dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl dan memiliki segudang nama, di antaranya Kamboja doka, Cempaka mulia, Karassi, Nojha, dan sebagainya.
Jenis kamboja yang sedang bertengger di puncak kepopuleran saat ini adalah Kamboja Jepang atau adenium. Varietas ini pertama kali ditemukan di Aden, Yaman, tapi ironisnya, sekarang nyaris tak ada lagi adenium di sana. Sebaliknya, ia dengan mudah bisa kita temukan di negara-negara pengembang Adenium seperti Jepang, Thailand, dan Taiwan.
Seperti kamboja-kamboja lainnya, kini adenium tak hanya berwarna polos merah atau putih, melainkan sudah berkembang jadi silangan antarspesies dengan variasi warna dan motif yang sangat cantik. Karenanya, tak mengherankan bila jenis ini sangat ”laku” sebagai bunga parsel. Bentuk artistik dan ketahanan hidupnya yang tinggi jadi alasan utama.
Sebagai pendatang paling gres, Kamboja Jepang juga punya kans besar untuk masuk di ”jajaran” parsel tanaman. Ia merupakan tanaman ”tahan banting” dan mudah dirawat sehingga pas sekali untuk dikirim ke kerabat dan rekanan yang ”buta” tanaman. Yang jelas, penerima parsel tak perlu bingung merawat. Pemeliharaan, pemupukan, penyiraman dan penyemprotan insektisida tak perlu terlalu ”serius”.
Selain itu, umur kamboja yang panjang — bisa mencapai ratusan tahun — membuat si pengirim selalu diingat. Keunggulan lain, meski ia berasal dari gurun, penempatan di dalam ruangan tak jadi masalah. Daya tarik lainnya, hampir seluruh varietas kamboja memiliki sifat mekar tak serempak, artinya ia bakal berkembang susul-menyusul dalam satu pohon, sepanjang tahun.
Khasiat tanaman
Tinggi kamboja rata-rata sekira 6 meter, batang, pokoknya besar, berkayu, dan keras. Cabang-cabang mudanya lunak dan terdapat totol-totol bekas tumpuan daun yang sudah rontok. Bentuk daunnya lonjong dan meruncing di bagian ujung-ujung tangkai.
Perbiakannya tidak sulit. Bisa biji, bisa juga dengan stek batang. Biasanya, perbanyakan dengan stek akan lebih mudah dan cepat, juga tidak bergantung pada musim.
Selain berguna untuk tanaman hias, ternyata kamboja juga memiliki beberapa khasiat. Batangnya mengandung getah putih yang mengandung damar, kautscuk, senyawa sejenis karet, senyawa triterpenoid amytin dan lupeol. Tetapi, hati-hati, kulit batang kamboja mengandung senyawa plumeirid, yakni senyawa glikosida yang bersifat racun.
Karena bersifat racun dan bisa mematikan kuman, getah kamboja dengan dosis yang tepat berguna sebagai obat sakit gigi atau obat luka, sedangkan kulit batangnya sangat efektif untuk menumpas rasa sakit karena bengkak dan dan pecah-pecah pada telapak kaki.
Untuk menghilangkan rasa sakit pada gigi berlubang. Ambillah beberapa tetes getah kamboja dengan menggunakan kapas, kemudian letakkan si kapas di gigi yang sakit. Hati-hati, jangan sampai mengenai gigi yang tidak sakit. Dosisnya 1-2 kali sehari. Namun, pengobatan dengan getah ini hanya bersifat sementara saja, dan tak bisa menyembuhkan secara tuntas.
Untuk obat frambusia, ambillah kulit batang kamboja sebanyak 3 telapak tangan, kemudian dicuci dan dipotong-potong. Rebus dengan air bersih sebanyak kira-kira 3 liter sampai mendidih, selama 15 menit. Tunggu sampai hangat atau suam-suam kuku. Selanjutnya, manfaatkan air rebusan ini untuk mandi atau berendam.
Teknik penanaman
Siapkan pot berdiameter 30-60 cm, dengan tinggi 40-50 cm. Isi dengan media tanam berupa tanah kebun yang banyak mengandung humus, pupuk kandang, dan pasir (perbandingan 2 : 2 : 3), sebelum diisi media tanam, dasar pot diberi koral agar resapan airnya baik.
Tanamkan bibit pohon dengan tinggi sekira 1-2 meter. Kemudian, letakkan pot pada tempat yang mendapat sinar matahari, sedikitnya 8 jam sehari.
Penyiraman cukup 2-3 hari sekali. Agar tanaman tak cepat tinggi, tanamlah pohon berikut plastik/karungnya. Caranya, gali tanah sedalam tinggi plastik, lalu masukkan kantung bibit plus tanaman, kemudian uruk dengan tanah.
Untuk informasi lengkap tentang herbal..
Kunjungi : http://www.indonesiaherbal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar